Bagi wanita yang sudah memasuki usia dewasa, menstruasi menjadi hal yang tentu tidak asing. Menstruasi menjadi hal yang normal dan ini merupakan suatu siklus biologis yang terjadi. Mensturasi ini sekaligus menjadi tanda bahwa seorang wanita sudah memasuki masa dewasa secara biologis di mana organ reproduksinya sudah mampu memproduksi sel telur secara berkala dan fase ini akan berhenti ketika wanita mulai memasuki usia tua atau yang dikenal dengan nama menopause. Selain perhatian terkait dengan menstruasi, masa subur juga menjadi perhatian, khususnya bagi wanita yang sudah berkeluarga. Pasangan suami istri seringkali memperhatikan kalender menstruasi dan masa subur sebelum melakukan hubungan intim, baik itu agar nantinya potensi untuk mendapatkan keturunan lebih besar atau justru untuk menghindari masa subur. Selain itu, masa subur setelah melahirkan juga menjadi perhatian bagi para wanita.
Pengertian Masa Subur pada Wanita
Menstruasi adalah masa di mana tubuh seorang wanita mulai melepaskan sel telur. Pelepasan sel telur pada wanita cukup berbeda dengan pelepasan sperma pada pria. Produksi sel telur secara umum terjadi satu kali saja dalam periode tertentu sehingga yang dihasilkan pun hanya satu sel telur. Sel telur ketika sudah dilepaskan ini akan memasuki masa subur. Masa subur tidak berlangsung lama karena ketika selama masa subur tersebut tidak terjadi pembuahan atau tidak ada sperma yang membuahi sel telur tersebut, sel telur akan mulai dilepaskan keluar dari tubuh dengan meluruhkan dinding rahim. Inilah yang kemudian menjadi menstruasi. Dengan demikian, masa subur dan siklus menstruasi memang terjadi terus menerus hingga seoran wanita sudah tidak subur lagi. Masa subur yang dialami pun bisa berbeda antara satu wanita dengan wanita lainnya dan ini dipengaruhi oleh banyak faktor.
Perbedaan Masa Subur dalam Fase Wanita Dewasa
Masa subur dan siklus menstruasi memang bisa terjadi secara berbeda antara satu wanita dengan wanita lainnya. Namun, secara umum terdapat suatu siklus yang mana itu nantinya bisa dihitung. Pada umumnya, siklus ini berbeda tergantung pada fase atau usia dari wanita tersebut. Ada fase remaja, fase dewasa, dan fase menopause. Ketika masih remaja, menstruasi dan masa subur biasanya terjadi lebih singkat. Ini karena hormone yang masih belum sepenuhnya seimbang dan tubuh yang memang masih belum sepenuhnya siap secara biologis. Itu akan berbeda ketika sudah mendekati usia dewasa karena menstruasi dan masa subur akan lebih lama. Kondisi akan menjadi lebih singkat lagi ketika memasuki masa menopause. Saat menopause, wanita mulai kehilangan kesuburannya. Karena itu, kondisi hormone mulai berbeda dan kesuburan pun menjadi lebih singkat. Selain karena fase ini, ada faktor lainnya yang berpengaruh. Faktor genetis, hormonal, dan kondisi kesehatan patut dijadikan petimbangan. Gaya hidup juga memberikan pengaruh besar dalam menjaga siklus biologis tersebut.
Hal yang Perlu Diketahui tentang Masa Subur Setelah Melahirkan
Hal yang berbeda juga akan terjadi usai wanita melahirkan. Selama masa kehamilan, tubuh tak lagi memproduksi sel telur secara otomatis dan masa subur pun otomatis tidak terjadi. Tubuh akan lebih mempersiapkan segala yang diperlukan untuk perkembangan janin. Ketika janin sudah menjadi bayi dan lahir pun, tubuh tidak langsung memasuki masa produktif. Kerja hormonal masih belum langsung dimulai secara normal. Tubuh pun masih dalam masa pemulihan usai melahirkan dan kondisi ibu menyusui juga menjadi hal lainy yang berpengaruh. Secara umum, masa subur akan kembali muncul setidaknya 80 hari setelah melahirkan. Ini bisa berbeda di mana bisa saja itu lebih cepat atau justru lebih lama. Kesehatan tubuh, tingkat stress, dan aspek lainnya akan berpengaruh.